wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

HARAPAN YANG HIDUP - YESAYA 41:10

HARAPAN YANG HIDUP 

Yesaya 41:10 

HARAPAN YANG HIDUP - Yesaya 41 ayat 10

NAS 

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. 


PENDAHULUAN 

Siapa di sini yang pernah "diphp-in" orang? Atau siapa yang pernah "memphp-kan" orang lain? 

Di kalangan orang muda sudah sering kita dengar istilah PHP. Istilah tersebut merupakan singkatan dari Pemberi Harapan Palsu. Istilah ini diberikan kepada orang yang memberikan harapan palsu atau harapan tidak pasti kepada orang lain. Bisa jadi di antara kita ada yang pernah menjadi pelaku atau menjadi korban. Itulah realitas harapan yang diberikan oleh manusia. Manusia sering sekali memberikan harapan, memberikan janji-janji namun tidak menepatinya. Oleh sebab itulah banyak orang tidak mau berharap atau bahkan mematikan harapannya. 

Ibarat seseorang yang sedang dekat dengan seseorang, istilahnya PDKT atau Pendekatan, namun tiba-tiba ditinggalkan, tidak ada kabar kalau sekarang disebut dengan istilah ghosting, kurang lebih samalah dengan PHP. Banyak orang jadinya takut berharap, bahkan mematikan harapannya. Sehingga tidak mau lagi untuk memulai sesuatu yang baru. Harapan yang mati itu berbahaya. 

Mengapa saya mengatakan demikian? Saya sangat yakin, manusia itu hidup karena pengharapan. Karena kita berharap agar kehidupan kita lebih baik, sehingga kita bekerja dan belajar. Karena kita berharap memiliki profesi yang baik, sehingga kita bekerja keras untuk menggapainya. Orang tua berharap anak-anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik sehingga menyekolahkan anak-anaknya. Tanpa kita sadari kita menjalani kehidupan ini penuh dengan harapan. Jika kita tidak punya pengharapan, atau harapan kita sudah mati, maka patut dipertanyakan bagaimana kehidupan kita. 

Tinggal, pertanyaannya sekarang kepada siapakah kita berharap? Apakah kepada teman, sahabat, pemerintah atau kepada TUHAN? Teman, sahabat, pemerintah atau siapa pun itu adalah manusia biasa, dan seperti sudah dikatakan tadi, manusia sering sekali mengecewakan. Hanya satu yang memberikan harapan yang pasti, tidak mengecewakan, yaitu Yesus. Seperti tema kita pada hari ini Yesuslah yang membuat "Harapan yang Hidup" bagi kita. Bagaimanakah harapan yang hidup itu, dikaji dari nas Yesaya 41:10 ini. Bagaimana agar kita memiliki harapan yang hidup? Itulah yang akan kita bahas dalam penjelasan khotbah ini. 


PEMBAHASAN 

Kitab Yesaya umumnya dibagi menjadi tiga bagian: 

  1. Bagian yang pertama dikenal dengan Proto Yesaya yang terdiri dari Yesaya 1-39. Dalam bagian ini Yesaya menyampaikan firman TUHAN kepada bangsa Yehuda dan Yerusalem tentang hukuman dan teguran karena mereka tidak hidup sesuai dengan firman TUHAN. 
  2. Bagian yang kedua dikenal dengan Deutro Yesaya yang terdiri dari Yesaya 40-55. Pada masa ini, bangsa Israel hidup dalam pembuangan Babel. Mereka sedang berada dalam masa sulit dan terpuruk, hancur dan tidak memiliki pengharapan. Semua itu akibat dosa dan pemberontakan mereka kepada TUHAN. Namun bersama TUHAN selalu ada harapan. Yesaya memberitakan bahwa TUHAN akan membebaskan umat-Nya. 
  3. Bagian yang ketiga dikenal dengan Trito Yesaya yang terdiri dari Yesaya 56-66. Pada fase ini bangsa Israel telah kembali ke Yerusalem. Yesaya menuturkan bahwa TUHAN akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Dalam bagian ini juga Yesaya kembali mengingatkan bangsa Yehuda agar hidup menurut firman TUHAN, hidup dengan cara yang benar dan keadilan. 

Nas yang menjadi landasan khotbah ini, yaitu Yesaya 41:10 termasuk ke dalam Deutro Yesaya, masa ketika bangsa Yehuda berada dalam pembuangan. Pada pasal-pasal sebelumnya, khususnya mulai dari pasal yang pertama, sudah diingatkan konsekuensi apabila bangsa itu menjauh dari TUHAN. Namun mereka tetap tidak mau mendengarkan firman TUHAN, mereka hidup jauh dari apa yang dikehendaki TUHAN. Oleh sebab itulah TUHAN murka kepada mereka sehingga menghukum mereka, membuang mereka ke tangan bangsa lain. 

Bangsa Yehuda dan Yerusalem dibuang ke Babel, pada masa kerajaan Nebukadnezar. Tentu tidak mudah bagi orang-orang Yehuda untuk hidup dalam pembuangan, mereka harus berjuang keras untuk tetap berpegang teguh pada iman kepercayaan mereka di tengah-tengah tekanan kebudayaan dan agama Babel. Mereka yang dulunya hidup sebagai umat Tuhan dengan segala fasilitas di Yehuda dan Yerusalem, berbeda dengan keadaan yang mereka harus hadapi di Babel. Pembuangan terjadi bukan karena kebetulan. Hal itu diizinkan TUHAN terjadi karena umat-Nya berpaling dari-Nya dan berdosa, melupakan perintah Allah. Dapat kita bayangkan apabila negara kita dikalahkan oleh bangsa asing, lalu kita dibuang begitu saja. Proses ini juga berlangsung untuk waktu yang cukup lama, lebih kurang selama 40 tahun. Tentu hal ini bisa mematahkan semangat mereka, mematahkan harapan mereka. Membuat mereka bertanya-tanya di manakah TUHAN? Kenapa TUHAN begitu tega membiarkan kami menderita? Apalagi membayangkan jika selama ini TUHAN selalu beserta mereka. Lalu tiba-tiba Allah menghukum mereka dan membiarkan mereka terbuang ke tangan bangsa lain. 

Namun kasih TUHAN tetap tidak berkesudahan bagi umat-Nya. Melalui Yesaya Allah berfirman  bahwa perhambaan telah berakhir, kesalahan mereka telah diampuni (lih. Yesaya 40:2). Allah tidak membiarkan bangsa-Nya itu hidup dalam kesengsaraan. Sekalipun Allah murka karena dosa-dosa mereka, tapi Allah tetap mengasihi mereka dan mengampuni mereka. Sungguh besar kasih dan setia dari TUHAN kepada umat-Nya. Menjelang pembebasan mereka Allah telah bernubuat melalui Yesaya, bahwa Allah akan membebaskan mereka. Yesaya menyampaikan kata-kata penghiburan dan nubuatan-nubuatan kepada bangsa Yehuda dan Yerusalem di tengah-tengah pergumulan yang mereka hadapi. 

Allah berfirman, "janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." 

Dalam sejarah sebelumnya belum pernah ada bangsa yang dibuang dibawa pulang ke negeri mereka kembali. Namun Allah mewujudkan apa yang kelihatannya mustahil ini. Allah menguatkan umat-Nya untuk menang melawan semua kekuatan dunia ini, dan mereka tidak sendiri. Allah sendiri berfirman bahwa Allah akan menyertai mereka, Allah akan menolong mereka. Dan terbukti pada tahun 539 SM mereka kembali ke tanah air mereka. Mereka kembali ke tanah air dan membangun kembali Yerusalem dan bait Allah dan memperbaharui kehidupan mereka bersama TUHAN. 

Kitab Yesaya banyak sekali berbicara tentang nubuatan. Bahkan nubuatan tentang kelahiran Yesus Sang Mesias juga dinubuatkan dalam kitab ini. Misalnya dalam Yesaya 9:5 dikatakan “sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Dalam Yesaya 7:14 (dikutip kembali dalam Matius 1:23) dikatakan, “sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” 

Semua nubuatan itu digenapi di Perjanjian Baru. Memang benar seorang anak dara mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan itulah Kristus Yesus Tuhan kita. Itulah yang membedakan nubuatan dengan janji. Ketika Allah sudah bernubuat, maka pasti Ia akan menggenapinya. Beda halnya ketika manusia berjanji, sering sekali manusia mengingkarinya. 

Seorang anak telah lahir, yaitu Kristus, Tuhan dan itulah yang kita rayakan pada saat ini. Perayaan Natal menjadi sukacita bagi kita, karena Allah membukakan harapan baru bagi kita. Allah begitu mengasihi manusia dan segala ciptaan-Nya, karena itulah Allah datang ke dunia ini untuk menyelamatkan-Nya. 

Ketika bangsa Yehuda dan Yerusalem berada dalam pembuangan, Allah tidak mau membiarkan bangsa-Nya itu menderita terus menerus. Sama halnya dengan kedatangan Yesus ke dunia ini. Manusia jelas-jelas telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (lih. Roma 3:23). Tidak ada yang mampu membersihkan diri-Nya dari dosa. Dikatakan juga bahwa upah dari dosa adalah maut (Roma 6:23). Hampir tidak ada harapan, sebab tidak ada jalan yang lain bagi manusia untuk melepaskan diri dari dosa. Akan tetapi Yesus mengutus Anak-Nya untuk menebus dosa manusia. 


REFLEKSI 

Saat ini kita sedang merayakan Natal, merayakan kelahiran Yesus ke dunia ini. Kelahiran-Nya membukakan harapan bagi kita, menghidupkan harapan bagi kita. Saya tidak mengetahui secara pasti apa saja pergumulan yang sedang kita hadapi saat ini, namun yang pasti kita semua memiliki pergumulan. Kita semua memiliki persoalan yang bisa saja membuat kita menjadi lemah dan tidak berpengharapan. Namun ingatlah bapak/ibu bahwa Kristus telah membukakan harapan bagi kita. Hal inilah yang menjadi kekuatan bagi kita, jika Allah mampu membebaskan bangsa Yehuda dan Yerusalem dari pembuangan di saat sepertinya tidak ada harapan, jika Allah mau datang ke dunia ini saat manusia tidak memiliki pengharapan dan cara untuk tidak terbelenggu dalam dosa, maka Allah pasti mampu untuk menyelesaikan segala tantangan dan persoalan yang kita hadapi. Allah pasti mampu melakukan-Nya. 

Marilah kita selalu berpegang kepada firman TUHAN ini, yang mengatakan "janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." 

Sehingga akan selalu ada harapan. Harapan itu juga bukanlah harapan yang mati, tetapi harapan yang hidup. Inilah yang menjadi berita sukacita bagi kehidupan kita. Bahwa Yesus datang ke dunia ini membuka harapan di dalam kehidupan kita. Karena itu bapak ibu sekalian, marilah kita hidup berpengharapan dan berharaplah selalu kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Amin. 


Ditulis oleh
Vic. Pdt. Timothy P. Saragi 

Disampaikan dalam
Ibadah Perayaan Natal Remaja dan Persatuan Naposo Bulung (PNB) HKI Resort Khusus Tiga Bolon pada Jumat, 23 Desember 2022. 


0

Posting Komentar