wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian - Kamis, 05 Januari 2023 - Perkasa dan Besar - Mazmur 150:2

 PERKASA DAN BESAR 

Renungan Harian - Kamis, 05 Januari 2023 - Perkasa dan Besar - Mazmur 150:2

Bacaan: 

Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat! 
- Mazmur 150:2 

Saat masih kecil, setiap Hari Minggu saya bersama adik-adik selalu pergi ke gereja untuk mengikuti Sekolah Minggu. Umumnya di sana para anak-anak akan diajak untuk beribadah dan memuji Tuhan. Representasi dari ibadah dilakukan dengan berbagai kegiatan, seperti bernyanyi, berdoa, mendengarkan renungan lalu mengumpulkan persembahan. Setelah ibadah selesai, anak-anak kemudian kembali ke rumah masing-masing. 

Ketika itu saya sering sekali tidak dapat memahami secara sungguh-sungguh arti dari memuji Tuhan. Saya hanya memahami memuji Tuhan itu adalah ibadah yang dilakukan setiap Hari Minggu, bernyanyi lagu rohani dan berdoa. Sering kali juga saya tidak memahami mengapa harus memuji Tuhan. Dahulu saya memahami bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang jauh, tidak terjangkau dan berada di atas, yang mengawasi setiap kehidupan kita dan menilai kehidupan kita apakah yang kita lakukan itu sesuai dengan firman-Nya atau tidak. Saya berpikir karena itulah kita harus memuji Tuhan. Pemahaman ini terus hidup dalam pikiran saya, setidaknya sampai saya mulai belajar lebih dalam lagi tentang ajaran Kristen. 

Tanpa kita sadari, sebenarnya banyak orang tidak bisa memahami kenapa mereka harus memuji Tuhan. Apakah Tuhan itu kekurangan pujian sehingga ia harus dipuji? Jika ditanya kepada kita sekarang, apakah alasan kita memuji Tuhan? Barangkali secara spontan akan kita jawab, “karena penyertaan Tuhan di dalam kehidupan kita.” Namun apakah memang benar demikian? Apakah benar-benar kita dapat merasakan penyertaan Tuhan di dalam kehidupan kita? Atau justru kita hanya ikut-ikutan saja seperti Orang Kristen lainnya? 

Pada dasarnya pujian itu adalah rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus atas kebaikan seseorang terhadap kita. Dalam hal ini kebaikan Tuhan kepada kita. Oleh sebab itulah seseorang tidak dapat menyampaikan pujian jika ia tidak merasakan karya dan kebaikan Tuhan di dalam hidupnya. Barangkali kesan ini akan menyinggung, “apakah hanya karena kita menerima sesuatu dari Tuhan baru kita berterima kasih?” Hal ini biasanya disandingkan dengan syukur. Pujian berbeda dengan syukur. Syukur merupakan rasa terima kasih kepada Allah. Sering disebutkan, agar bersyukur kepada Tuhan setiap waktu dan dalam keadaan apa pun, baik suka maupun duka. Kalaupun demikian, mengikuti pola seperti yang sudah disebutkan tadi, bahwa seseorang tidak dapat menyampaikan pujian jika ia tidak merasakan karya dan kebaikan Tuhan dalam kehidupannya, kita akan menemukan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan kita ini adalah karya dan kebaikan Tuhan. Adakah hal dalam kehidupan kita ini yang tidak dalam campur tangan Tuhan? Semua hanya oleh karena kasih-Nya kepada kita. Nafas kehidupan, tempat tinggal, matahari, bulan dan bintang serta segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah karya Tuhan. Jadi sama sekali tidak ada alasan bagi kita untuk tidak memuji Tuhan. 

Kitab Mazmur merupakan satu kitab yang digemari oleh Orang Kristen. Hal ini salah satunya diakibatkan oleh pola penulisan kitab ini yang banyak memuat kata-kata yang indah. Seperti namanya, Mazmur, kitab ini memuat banyak sekali nyanyian pujian. Nyanyian sangatlah digemari manusia hingga kini. Lewat nyanyian, manusia mengekspresikan banyak emosi, sehingga ada banyak jenis nyanyian, ada nyanyian suka cita, duka cita, nyanyian menghadapi rasa takut, memohon pertolongan serta pujian kepada Tuhan. 

Renungan kita pada hari ini tertulis dalam Mazmur 150:2 dikatakan, "Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!" Nas ini mengajak kita semua untuk memuji Tuhan. Ayat ini juga memberikan setidaknya dua alasan kenapa kita harus memuji Tuhan, yang pertama karena keperkasaan-Nya. Perkasa berarti kuat, tangguh, hebat, berani dan gagah. Allah adalah Allah yang kuat, tangguh dan hebat. Hal ini nyata dalam perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupan umat-Nya, khususnya Israel. Ketika umat-Nya berperang melawan bangsa lain, Ia selalu berada di depan untuk memberikan kemenangan. Bahkan terjadi di luar nalar manusia biasa. Dapat kita lihat misalnya bagaimana Daud mengalahkan Goliat (lih. 1 Samuel 17:40-58), seorang yang berbadan kecil mengalahkan orang yang berbadan besar dan tegap, batu yang kecil mengalahkan pedang yang sangat mematikan. Itulah karya Allah yang menunjukkan keperkasaan-Nya. Ia selalu berdiri di depan umat-Nya. 

Yang kedua, karena kebesaran-Nya yang hebat. Besar berarti lebih dari ukuran sedang, hebat, mulia dan berkuasa. Bahkan kebesaran-Nya itu hebat, melampaui, amat sangat besar. Allah kita adalah Allah yang berkuasa atas langit dan bumi serta segala isinya. Ia menjadikan langit dan bumi serta isinya (lih. Kejadian 1). Ia menjadikan semuanya itu sungguh amat baik (Kejadian 1:31). Bahkan sejak awal Allah telah mengatur segala mekanisme kehidupan di langit dan bumi ini, Ia mengatur matahari, bintang-bintang dan galaksi, mengatasi langit, serta mengatur segala struktur kehidupan manusia. Kita mungkin masih harus berpikir panjang untuk memahami dan menjelaskan bagaimana matahari menyinari dunia ini. Tapi Allah sejak dahulu kala, ketika menciptakan langit dan bumi ini sudah menjadikannya sungguh amat baik. Itulah kebesaran dari Tuhan kita. 

Sesungguhnya tidak ada satu pun di antara kata-kata itu yang dengan tepat menggambarkan keberadaan Allah, sebab Allah tidak dapat diwakilkan oleh ukuran-ukuran menurut kata manusia. Namun setidaknya kata-kata tersebut merupakan kata yang paling tinggi dari segala kata untuk menggambarkan betapa perkasanya, betapa besarnya Allah kita itu. 

Sehingga tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak memuji Tuhan dalam kehidupan kita. Pertanyaannya sekarang, bagaimanakah cara kita memuji Tuhan? Apakah dengan bernyanyi, berdoa dan lain sebagainya? Pujian itu adalah rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus atas kebaikan Tuhan kepada kita. Karenanya, cara kita mengakui dan menghargai kebaikan Tuhan dalam hidup kita tidak hanya sebatas bernyanyi dan berdoa. Apa pun tindakan dan perbuatan kita yang menjadi representasi dari ungkapan, pengakuan dan penghargaan kita atas kebaikan-Nya dalam hidup kita, itu merupakan pujian bagi Tuhan. Ketika kita mengaku Allah itu perkasa, tentu kita juga harus menunjukkannya di dalam kehidupan kita. Jangan lagi kita mengandalkan pikiran kita sendiri, kemampuan kita sendiri dalam menjalani kehidupan, karena ada Allah yang perkasa bersama kita. Ketika kita mengaku Allah besar dan hebat, kita juga harus menunjukkannya dalam hidup kita. Hendaklah kita menghargai karya ciptaan Tuhan. Kita berdayakan sumber daya yang sudah Tuhan berikan dan kita jaga agar segala karya-Nya itu jangan sampai rusak. 

Menarik sekali nas renungan kita hari ini yang mengajak kita untuk memuji Tuhan dituliskan dalam pasal terakhir Kitab Mazmur, yaitu pasal 150. Seperti yang sudah disebutkan bahwa Kitab Mazmur ini penuh dengan pujian kepada Tuhan dan itu tersebar dalam pasal-pasal Kitab Mazmur. Jika dikelompokkan menjadi tiga fase, awal, tengah dan akhir, selalu ada bagian Mazmur yang berisikan pujian kepada Tuhan. Ini menjadi peringatan penting bagi kita. Di awal, di tengah kehidupan kita, hingga pada akhirnya nanti kita harus selalu memuji Tuhan. Janganlah kita melupakannya. Pujilah Tuhan selalu di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin. 

Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 
Ya Tuhan, Sang Pemelihara Kehidupan, terima kasih atas segala karya-Mu di dalam hidup kami. Ajari kami senantiasa agar menyadari karya-Mu di dalam hidup kami, sehingga kami dapat selalu memuji Tuhan di dalam hidup kami. Amin. 

Penulis: Vic. Pdt. Timothy P. Saragi 
Posting Komentar

Posting Komentar